Mutiara Sholat Idul Adha,

Rumput terhampar
merekah hijau
berhias embun malam
tergelar sejadah warna warni dan cantik rupa
aroma melati
dan pohon kelapa di pinggir taman yang masih sama
segala puji puja
bagi Sang Pengasih yang mengamati semua
putih-putih busana sholat yang bersih bening
berada di belakang para lelaki dekat mimbar
berulang kumandang sejuta nama
dari DIA yang lagi-lagi tengah mengamati
Kurban muncul karena sebuah ketulusan
hanya sekedar berharap memperoleh ridha
bersiaplah segala manusia yang sebentar lagi menyantap hidangan
yang mungkin tak pernah dikecap karena minim kemampuannya

Hati ini rasanya dekat sekali
dengan sang Khalik yang muncul bersama sinar
menemani kerumunan umat
yang beribadah dengan penuh nikmat
Hati ini rasanya dekat sekali
dengan segunung kenangan yang muncul secara tiba-tiba
sendiri berbalut busana putih bening
sendiri berdoa menggapai cintaNYA
sendiri menempuh jalan yang sangat diyakininya
akan menjadi patokan  perkembangan nafas selanjutnya
Rumah sebelah di dekat hamparan lautan manusia
beratap pergola merah yang masih sama
dulu aku di sana
bersama kemewahan yang tiada putusnya
bersama air mata yang tiada habisnya
bersama ketakutan yang selalu membara
bersama lelaki yang salah apapun tetap kucinta…
Rumah sebelah kini tinggal kenangan
dari sini, rerumputan peribadahan sholat Idul Adha..
aku bersyukur tiada habisnya
kenangan menjadi harta terbesar..
dan keputusan tak mungkin salah
karena Allah maha penyeleksi alam luar biasa..
DIA tahu apa yang sepatutnya dilakukan seorang wanita
mana yang harus dipertahankan
mana yang harus dibuang ke ujung jalan..
Kuhapus air mata yang muncul setitik
dengan senyum pensyukuran nikmat yang dalam
telah kubuktikan sesuai guliran waktu
bahwa rahasia Tuhan membawa hikmah yang sungguh luar biasa sempurna…